Mengenal Falsafah Aikido

osenseiFalsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai Ki, membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik. Secara umum Aikido dapat digolongkan sebagai beladiri kuncian.

Keunikan Aikido adalah geraknya yang hampir tidak pernah mundur dalam mengatasi berbagai jenis serangan. Gerakannya cenderung melingkar. Di dalam konsep gerak inilah kita akan banyak memahami secara nyata falsafah Aikido dalam artian sebenarnya. Banyak orang tertarik belajar aikido dimulai karena ketertarikannya pada falsafahnya yang cukup tinggi. Tetapi, uniknya justru terletak pada kesinambungan pemahaman antara seorang praktisi dengan seorang filsuf. Sehingga, saran setiap guru aikido kepada mereka yang ingin mengetahui aikido secara cermat adalah dengan “latihan.”

Sama seperti falsafah Sufi, esensi aikido yang disebut takemusu aiki, tidak ada ikatan kecuali ikatan dengan Sang Pencipta. Setiap gerakan yang dilakukan terikat pada divine will dan pada tingkatan ini seseorang telah terlepas ego dan nafsu rendahnya. “Hal tersebut dijelaskan oleh Morihei Ueshiba.” Imanul Hakim Sensei mengatakan: “Aikido dasarnya cuma cinta kasih, kasih sayang kepada semua makhluk, sifatnya absolut, bahkan kepada lawan atau musuh kita. Ini yang membuat saya jatuh cinta pada Aikido.”

Sejalan dengan falsafahnya Aikido tidak ditujukan untuk mencederai lawan sehingga berbagai teknik yang membahayakan dihilangkan/ dimodifikasi.  Oleh karena itu juga tidak ada kompetisi dalam Aikido.

Aikido merupakan jenis bela diri tradisional dari Jepang yang sifatnya defensif (bertahan), tidak mengutamakan kekuatan otot, tetapi melatih kelenturan badan serta kecepatan gerak. Bela diri ini diajarkan secara terbuka pertama kali oleh Morihei Ueshiba, sebagai Bapak Aikido (1883-1969). Master Ueshiba yang lebih dikenal dengan panggilan “O-Sensei ” menciptakan Aikido sebagai perwujudan berbagai ilmu beladiri yang dipelajarinya dan dikombinasikan dengan falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal.

Falsafah Aikido adalah keseimbangan tenaga dan semangat atau roh. Ai berarti penyelarasan, integrasi, atau harmoni. Ki adalah pusat tenaga kehidupan dan spirit. Do berarti jalan. Jadi Aikido berarti “jalan untuk membentuk keseimbangan antara fisik dan rohani atau pikiran.”

Pola dasar gerakan Aikido adalah melingkar. Belajar Aikido adalah belajar tentang keseimbangan, mempelajari gerakan energi lawan, lalu membiarkan energi itu mengalir. Energi penyerang yang mengalir dalam bentuk apapun akan menimbulkan satu titik ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan itu diubah pada satu titik konvergensi. Praktisi Aikido hanya menggunakan badan untuk proses itu, tidak membendungnya. Semakin besar energi serangan, semakin besar pula counter (pembalikan) serangan itu akan berbalik pada penyerangnya.

Aikido tidak mengajarkan teknik menyerang sebagai bela diri, tapi justru mempelajari teknik menerima serangan dan memanfaatkan untuk melumpuhkan musuh(kuncian), “Aikidoka dan musuhnya sama-sama selamat.” Memang Aikido merupakan seni bela diri yang bertujuan menjauhkan atau membuang kekerasan. Aikido mendidik manusia agar memahami kehidupan, diri sendiri, orang lain, dan alam semesta dengan cinta kasih. Dengan kata lain, kehidupan ini patut dijaga dan dipelihara. Karena itu teknik-teknik Aikido merupakan netralisasi segala bentuk serangan, sekalipun serangan yang berbahaya.

Sebagai ilmu beladiri, Aikido adalah jenis beladiri untuk perkelahian cepat dan jarak dekat (close combat). Teknik-teknik Aikido ini banyak dipengaruhi oleh:

# Teknik Bantingan Judo Kodokan Jigoro Kano

# Teknik Kuncian Jujutsu gaya Sokaku Takeda (Bapak Jujutsu)

# Teknik Pedang (Kenjutsu), dan

# Teknik Toya berpedang/ straight spear (Yarijutsu)

O-Sensei menginginkan Aikido tidak hanya sebagai sebuah seni beladiri, tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal. Seumur hidupnya, O Sensei dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. O Sensei meninggal pada tanggal 26 April 1969 karena penyakit kanker, namun Aikido tetap berkembang pesat setelah kematiannya.

Beladiri dari negeri matahari terbit ini berakar pada tradisi samurai, oleh sebab itu dalam latihan selalu dilakukan dalam posisi seiza (duduk bersimpuh dengan kedua kaki dilipat ke belakang) selagi siswa menerima pelajaran, cara hormat, maupun saat siswa masuk dalam tatami di dojo.

Sumber: #DariBerbagaiSumber

 

Tinggalkan komentar